Kamis, 19 Maret 2015

Sebuah Pengorbanan Sederhana # Prolog

Prolog
Leo menyelinap keluar di tengah pernikahan sang kakak, ia merasa tak sanggup jika harus mengikuti resepsi itu hingga berakhir. Alan mengikutinya hingga ke klub, menamaninya minum. Ia terus memperhatikan sahabatnya itu menengak minuman keras.
"Hentikan itu Leo, ini tidak benar!" serunya merebut botol wine di tangan sahabatnya. "membuat dirimu teler tidak akan menghilangkan rasa sakitmu, mungkin kau memang melakukan kesalahan. Melakukan kebodohan, tapi kau tak bisa menyalahkan hatimu sendiri, Maya memang wanita yang tidak berjodoh denganmu. Itu saja!" seru Alan.
Leo tersenyum perih, "tahu apa kau soal jodoh, jangan sok mengguruiku!" balasnya.
 
 Alan mendesah, ia terus berusaha menjauhkan wine yang hendak di rebut sahabatnya itu. Ia mengerti perasaan Leo, melihat wanita yang ia cintai harus menjadi milik kakaknya sendiri. Itu cukup menyakitkan. Tapi itu juga karena kebodohannya sendiri yang terlalu egois tak mau mengakui ataupun menyatakan cinta terhadap wanita itu hingga kakaknya yang melangkah lebih dulu. Maya adalah seniornya 2 semester saat kuliah, ia mengagumi gadis itu sejak menjadi mahasiswa baru, sayangnya ia hanya bisa menyimpan perasaannya itu karena saat itu Maya memang termasuk salah satu mahasiswi yang populer dan banyak di incar oleh para pria. Meski sejauh itu Maya memang tidak menerima satupun semua pria yang menyatakan cinta padanya, karena sebenarnya ia juga menaruh hati pada Leo. Ia menunggu juniornya itu memiliki nyali untuk menyatakan perasaannya tapi Leo justru terlihat menghindar setiap kali dirinya muncul. Hingga setelah wisuda Maya di terima bekerja di sebuah perusahaan yang kebetulan Miko juga bekerja di sana. Miko tahu gadis itu satu kampus dengan adiknya tapi ia tak tahu sola perasaan kedua insan itu. Ia jatuh cinta pada Maya dan mulai mendekatinya, awalnya Maya memang terkesan menghindar tapi kebaikan hati Miko akhirnya membuatnya luluh juga. Ia mulai membuka hatinya pada pria itu hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
 
Saat Miko membawanya ke rumah untuk di kenalkan pada adiknya, di saat itulah Leo merasa sangat terlambat. Padahal ia sudah mengumpulkan keberaniannya untuk mulai mendekati wanita itu tapi ternyata wanita itu justru sudah membuka hati untuk pria lain yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Hingga detik ini Miko tidak pernah tahu kalau gadis yang sering di ceritakan adiknya itu adalah gadis yang baru saja di nikahinya. Ia mencoba menelpon Leo setelah acara selesai. Adiknya itu belum pulang juga setelah menghilang di tengah acara. Alan tak bisa menghentikan Leo menghabiskan beberapa botol wine sampai teler, akhirnya ia membawanya pulang ke rumahnya saja, jika ia mengantar Leo ke rumahnya sendiri nanti Miko pasti akan marah besar. Ia membantingkan tubuh Leo ke ranjang hingga memantul, memandang sahabatnya sambil menggelengkan kepala. Iapun ikut berbaring di sampingnya setelah membuka jaket dan melemparnya begitu saja.
---Bersambung.....---

Sebelumnya, SPS #Bab Satu | SPS #Bab Satu